Hujan. Sudah dua hari
rintik-rintik air alam itu turun. Tidak tanggung, dari pagi sampai sore. Membuat
raga ini semakin malas untuk beraktifitas. Tidak deras memang, tapi cukup untuk
membuat mata ini ingin selalu terpejam dan membuat tubuh ini ingin selalu berada
di dalam dekapan selimut tebal hangat. Dingin. Ya, itulah yang ku rasakan. Bahkan
untuk melangkahkan kaki menuju warung yang tempatnya tak jauh dari tempatku
tinggal saat ini pun rasanya malas sekali. Tapi aku harus. Karena jika tidak,
makan apa aku hari ini ?
Aku berada jauh dari
rumah. Menanti kepastian akan pekerjaan yang aku harapkan. Sudah 3 hari aku
berada disini. Bersama pamanku. Menjadi dewasa memang menyebalkan. Rasanya aku
ingin selalu menikmati masa anak-anak. Dimana aku hanya sekolah,belajar,
bermain. Tanpa perlu memikirkan “Uang dari mana?”. Tapi, waktu tidak
mengijinkan aku untuk selalu berada pada masa anak-anak. Ia terus berputar
tanpa pernah kembali. Seorang guru fisika pernah berkata padaku “jarak dari
bumi menuju bulan itu masih dekat. Karena masih terukur dan kita mampu menuju
kesana. Yang jauh itu adalah masa lalu. Karena kita tidak akan pernah bisa
kembali kesana.” Benar juga pikirku. Seberapa kerasnya pun kita berdoa kepada
Yang Maha Kuasa, kita tidak akan pernah kembali ke masa lalu. Walaupun itu
hanya satu detik. Jadi, mau tidak mau aku harus menerima keadaan ini.
Menunggu memang
membosankan. Apalagi menunggu sesuatu yang tidak pasti. Seperti menunggu hujan
ini, entah kapan akan berhenti. Aku duduk di luar sambil menikmati secangkir
kopi untuk sekedar menghangatkan badan. Kubuka buku catatan yang tak pernah
absen untuk ikut serta kemanapun aku pergi. Senyum-senyum menggelikan tergambar
di wajahku ketika aku membaca isi dari buku catatan itu. Entahlah, akhir-akhir
ini aku sering mengisi buku catatan yang sudah setahun lebih bersamaku itu. Sampai
pada sebuah halaman yang berjudul “Si Pelukis”. Aku terdiam. Teringat pertanyaan
seseorang tentang sebuah nama itu. “Seberapa spesial dia untukmu? Apa yang
membuatnya spesial dimatamu?” pertanyaan yang sampai saat ini aku tidak jawab. Bukan
karena tidak mau, tapi karena aku juga tidak tahu.
Ketika sedang asik
melamun. Seorang ibu dari jauh sana memanggil “Mas!” yang kemudian diikutin
dengan pertanyaan menggunakan bahasa Jawa. Aku memicingkan mata. Aku tidak tahu
apa yang dia katakan. Aku jawab dengan anggukan. Kemudian dia berhenti
bertanya. Mungkin jawabanku benar, atau mungkin dia kesal dan sedang memikirkan
bagaimana caranya sebuah sepeda motor yang parkir di depan rumahnya itu bisa
terlempar kepadaku. Ah entahlah, aku tidak tahu. Pamanku sudah lima belas tahun
tinggal disini. Para tetangga pun menghormati nya. jadi mereka pun bersikap
baik padaku, satu keuntungan untukku.
Di rumah lain. Seseorang sedang
menggerutu. Memaki-maki hujan yang turun semakin deras. Dari yang aku lihat,
sepertinya ia akan pergi tapi terhalang oleh hujan. Tapi aku berpikir “apa
harus memaki-maki hujan seperti itu?” toh sampai mulut berbusa pun hujan tidak
akan menjawab. Apa kah dengan memaki seperti itu akan membuat hujan meminta
maaf karena mengganggu aktifitasnya dan kemudian berhenti? Aku rasa tidak. Jadi,
siapa yang salah? Hujan yang turun atau orang yang memaki? Tentu saja orang
yang memaki itu. Jelas, kita tidak mungkin bisa menentang alam. Allah
memberikan manusia otak untuk berpikir. Bagaimana cara mengatasi hujan ini
bukan apa kata yang tepat untuk memaki hujan itu. Tapi sebentar, kenapa aku
tidak meminjam payung agar aku bisa pergi ke warung dan membeli makanan untuk
cacing-cacing yang sudah kelaparan ini? Ah, aku sama bodohnya. Baiklah, aku
harus pergi. Hujannya pun sudah mulai reda. Sampai jumpa !!!
Best Regards
Agung Adiwangsa
Hahahaha. hujan dimaki-maki. Kereennn ya. Tapi, terkadang banyak sih memang yang suka nyalah-nyalahin hujan. :/
ReplyDeleteYaah begitulaah. Ada ada aja emang :3
DeleteEh lo yang kmaren ikut kopdar bukan sih ? :3
menarik banget tulisan tentang hujannya nya, paragraf terakhir ngena banget hehe
ReplyDeletegue juga pernah bikin tulisan tentang ujan di katanyaaja.blogspot , judulnya "hujan apasih" hehe mampir ya